Selasa, 28 Desember 2010

kasus GE

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gastroentritis (diare) adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi BAB lebih dari biasanya ( 3 atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. (Depkes R I, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D, Jkt, 2002). Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi , makanan dan minuman, keracunan, immunodefisiensi, dan psikologi, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
 Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya. Alasan diambilnya kasus ini adalah karena banyaknya anak yang masuk rumah sakit dengan diagnosa Gastrointeritis (diare) .

B.     Rumusan Masalah
Karena banyaknya masalah pada anak yang terserang gastrointritis (diare), maka rumusan masalah pada laporan ini membahas mengenai:
1.      Apakah gastrointritis (diare) itu ?
2.      Apa penyebab diare tersebut?
3.      Apakah bahaya dari diare tersebut?
4.      Bagaimana tanda dan gejalanya ?
5.      Bagaimana cara penanganannya ?



C.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum kami mengangkat kasus gastrointritis (diare) ialah untuk mengetahui informasi-informasi mengenai gastrointritis (diare)l.

2.      Tujuan Khusus
-          Mengetahui pengertian gastrointritis (diare).
-          Mengetahui apa penyebab dari gastrointritis (diare).
-          Mengetahui bahaya gastrointritis (diare) pada anak.
-          Mengetahui gejala dan tanda gastrointritis (diare) pada anak.
-          Mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gastrointritis (diare).

D.    Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada petugas kesehatan dalam memberikan informasi dan layanan mengenai gastrointestritis (diare) yang terjadi pada anak.


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    PENGERTIAN
·         Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).
·         Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari  ( WHO, 1980),
·         Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
·         Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
·         Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
·         Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).


B.     ETIOLOGI/PENYEBAB
Gastroentritis (diare) dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorpsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih di kenal dengan “penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penaggulangannya. Terdapat empat faktor penyebab gastroentritis (diare), yaitu :

1.      Faktor infeksi
a.       Infeksi enteral ; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :
·         Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
·         Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis)
Adeno –Virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
·         Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides) ; protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis) ; jamur (Candidia albicans)
b.      Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan
seperti : otitis media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.





2.      Faktor malabsorpsi
a.       Malabsorpsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa) ; monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
b.      Malabsorpsi lemak.
c.       Malabsorpsi protein.
3.      Faktor keracunan makanan, makanan basi, beracun, makanan terbuka/tanpa pembungkus, makanan yang sudah tercemar.
4.      Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar.
5.      Factor minuman, terlalu banyak minum jus atau minuman yang begitu banyak bahan pemanisnya (yang mengandung sorbitol dan kandungan fruksosa yang tinggi) karena rata-rata anak-anak jajan sembarangan di luar lingkungan rumah bisa juga di sebabkan ketidaktahanan ibu terghadap tangisan anak sendiri untuk memenuhi keinginan si anak.
6.      Factor Imunodefisiensi, kekebalan system imun pada tubuh yang menurun.

C.     PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis (diare) adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis (diare) bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

D.    MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis
1.      Diare.
2.      Muntah.
3.      Demam.
4.      Nyeri abdomen
5.      Membran mukosa mulut dan bibir kering
6.      Fontanel cekung
7.      Kehilangan berat badan
8.      Tidak nafsu makan
9.      Badan terasa lemah

E.     KOMPLIKASI
1.      Dehidrasi
2.      Renjatan hipovolemik
3.      Kejang
4.      Bakterimia
5.      Mal nutrisi
6.      Hipoglikemia
7.      Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

F.      PENATALAKSANAAN
1.      Pemberian cairan.
2.      Diatetik
3.      Obat-obatan.
4.      Pemeriksaan penunjang.

Ø  Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum

a.       Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
b.      Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.




Tingkatan Dehidrasi dan pemberian cairan
1)         Dehidrasi ringan.
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.1jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg BB / oral.
2)         Dehidrasi sedang.
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,  presyok nadi cepat dan dalam. 1jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg BB / hari.
3)         Dehidrasi berat.
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai, koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

·         Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg
-          1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.
-          7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
-          16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

·         Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.
-          1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).
-          7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

·         Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.
-          1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
-          16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

Ø  Diatetik ( pemberian makanan ).
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada klien dengan tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien.
Dapat diberikan :
-          Memberikan ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh.
-          Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan vitamin, makanan harus bersih.

Ø  Obat-obatan.
-          Obat anti diare.
Contoh nya seperti :Sirup  Fuzide 1 sdt 2 x/hr. (250 mg/5 mlx 60 ml)
-          Obat anti spasmolitik.
Contohnya seperti : opium sesuai anjuran dokter
-          Obat antibiotik.
Contohnya seperti : tetrasiklin 40 – 50 mg/kgBB/hari



Ø  Pemeriksaan Penunjang
a.      Pemeriksaan laboratorium.
-          Pemeriksaan tinja.
-          Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
-          Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
               
b.      Pemeriksaan elektrolit inkubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau   parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

BAB III
TINJAUAN KASUS


Ruang / Kamar            : Anak/kelas III GE
RMK                           :  11.32.88
Tanggal Masuk RS      : 10 Agustus 2010
Tanggal Pengkajian     : 10-13 Agustus 2010


A.    SUBJECTIVE DATA
1.      Identitas
Anak                                
                  Nama                                 : An. M A                               
                  Umur                                 : 10 bulan
                  Jenis Kelamin                    : Laki-laki
                  Identitas Orang tua           :
     

Ayah
Ibu
Nama
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tn.S
37 tahun
Banjar
Islam
SMP
Swasta
Cempaka
Ny.M
29 Tahun
Banjar
Islam
SMP
Ibu Rumah Tangga
Cempaka




              
              2.   Keluhan Utama : Ibu menyatakan anaknya BAB cair 2-4 x sehari selama 2 hari.  tidak   berampas, dan muntah  2-3 x sehari.
3.      Riwayat Prenatal
a.       Kehamilan ke     : 3
b.      Tempat ANC     : Bidan
c.       Imunisasi TT      : Lengkap
d.      Obat-Obatan yang pernah diminum selama hamil : Tablet Fe
e.       Penerimaan Ibu/Keluarga Terhadap kehamilan : Baik
f.       Masalah yang pernah dialami ibu saat hamil      :


No
Keluhan / Masalah
Umur
Kehamilan
Tindakan
Oleh
Ket

Mual dan Muntah
8 minggu
Konseling dan pemberian Vit B6
Bidan



4.      Riwayat Intranatal
a.       Persalinan ke                                    : 3
b.      Tempat dan penolong persalinan     : Dirumah oleh bidan
c.       Masalah saat persalinan                    : Tidak ada
d.      Cara Persalinan                                : Normal
e.       Lama persalinan      
      Kala 1           : 10 jam
Kala II          : 30 menit
Kala III        : 15 menit
Kala IV        : 2 jam
f.       Keadaan bayi saat lahir        : Lahir hidup
Segera menangis/tidak         : Segera menangis
BB lahir/PB Lahir                : 2,5 kg / 46 cm
5.      Riwayat Kesehatan
v  Anak                        :  Anak tidak pernah menderita diare sebelumnya.
v  Keluarga       : Keluarga tidak pernah menderita penyakit keturunan                                    seperti diabetes  melitus, asma, hipertensi dan                                              jantung.


6.        Status Imunisasi
Jenis Imunisasi
Umur Diberikan
Tempat Pelayanan
Hepatitis B 0
Hepatitis B 1
Hepatitis B 2
Hepatitis B 3
BCG
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
DPT 1
DPT 2
DPT 3
Campak
Segera setelah lahir
2 bulan
3 bulan
4 bulan
0-1 bulan
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PUSKESMAS












7.      Data Kebutuhan Biologis
v  Kebutuhan Nutrisi
a)   Sebelum sakit              
Jenis
         Makanan         : Bubur, nasi lembek, ikan, sayur, buah.
         Frekuensi         : 3-4x sehari
         Banyaknya      : ½ porsi
         Minuman         : Air putih, teh dan susu
         Frekuensi         : Tidak menentu
         Banyaknya      : ±  80-100 ml/kg BB/hari
b)       Saat sakit
Jenis
         Makanan         : Bubur
         Frekuensi         : 1-2 x sehari
         Banyaknya      :  ¼ porsi
         Minuman         : Air putih dan teh
         Frekuensi         : Tidak menentu
         Banyaknya      : 80-100 ml/kg BB/hari
v  Kebutuhan Eliminasi           
a)         Sebelum sakit

BAB

Frekuensi            : 1-2x sehari
Warna                 : Kuning
Konsistensi         : Lunak
Masalah              : Tidak ada

BAK

Frekuensi            : 4-5x sehari
Warna                 : Kuning jernih
Bau                     : Khas
Masalah              : Tidak ada
b)      Saat sakit
BAB
Frekuensi          :  2-4 x sehari
Konsistensi       : Cair
Masalah            : BAB  cair (diare)
BAK
Frekuensi          : 4-5x sehari
Warna               : Kuning
Bau                   : Khas
        Masalah            : Tidak ada


v  Kebutuhan Personal Hygiene  :
Frekuensi Mandi                              : 2x sehari
Frekuensi Ganti pakaian                  : 2-3x sehari
Frekuensi ganti popok                      : Tidak menentu
8.      Data Psikososial dan Spiritual Orang Tua/Keluarga
a.  Tanggapan anak terhadap keadaannya                    :  Baik
b.  Tanggapan keluarga terhadap keadaan anak           : Baik
c.  Pengambil keputusan dalam keluarga                      : Ayah/Suami
d.  Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak       : Keluarga dan tenaga kesehatan.

B.     OBJECTIVE  DATA

1.      Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum          : Lemah, Gelisah
b. Kesadaran                  : Compos Mentis
c. Tanda Vital                : Nadi  130 x/menit
                                         Suhu 36,0°C, Respirasi 46x/menit
2.      Pemeriksaan Antropometri
a.       BB                   : 6,5 kg
b.      PB                   : 60 cm
c.       Lingkar kepala: Tidak dilakukan
d.      Lingkar dada   : Tidak dilakukan
e.       LILA               : 10 cm
3.      Pemeriksaan Khusus
a.    Kepala          : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok,  pertumbuhan   rambut merata, UUB cekung.
b.       Muka           : Simetris, tampak pucat
c.        Mata            : Simetris, konjungtiva tampak pucat,kelopak mata tidak  ada odema.
d.       Telinga        : Simetris, tidak ada pengeluaran secret dan masa.
e.        Hidung        : Tidak ada pengeluaran secret, tidak ada hambatan                            jalan nafas, tidak ada pernafasan cuping hidung.
f.        Mulut          : Selaput lendir mulut kering, dan bibir kering
g.       Leher           : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar                       tiroid.
h.       Dada           : Simetris, pernafasan lebih cepat,
i.         Perut            : Kembung, bising usus meningkat.
j.         Tungkai       : Jari-jari lengkap, tidak ada fraktur, tidak ada odem.
k.       Kulit            : Turgor kulit lambat kembali (>2 detik)
l.         Genetalia     : Daerah anus dan sekitarnya lecet.

4.      Pemeriksaan Perkembangan Anak
a.       Kemampuan Bahasa Bayi       :

No
Kemampuan
Umur Pencapaian
1
Meniru bunyi kata-kata
10 bulan
2
Mengoceh
10 bulan



b.      Kemampuan Motorik Halus    :

No
Kemampuan
Umur Pencapaian
1
Meraih
10 bulan
2
Memindahkan Kubus
10 bulan

c.       Kemampuan Motorik Kasar    : Bangkit terus duduk : 10 bulan
d.      Adaptasi Sosial                       : Menirukan kegiatan : 10 bulan

5.      Pemeriksaan Penunjang
a.       Laboratorium  : LED : 12 mm/jam
  GDS : 58 mg/dl
b.      Rontgen          : Tidak dilakukan
c.       CT Scan          : Tidak dilakukan
d.      USG                : Tidak dilakukan
 

C.     ASSESMENT

   Diagnosa                     : An. MA usia 10 bulan dengan Gastrointritis (diare)
      Masalah                       : BAB cair, Muntah
      Kebutuhan                  : Perawatan, Health Education.






 D.   Planning
1.      Membina hubungan saling percaya antara perawat/tenaga medis dengan klien/keluarga.
2.      Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda – tanda vital (TTV) dan memberitahu keluarga pasien hasil pemeriksaan.
KU                  : Lemah
Kesadaran       : Compos Mentis
Nadi                : 130xmenit
Suhu                 : 36,0oC
“Keluarga mengerti tentang keadaan anaknya”.
3.      Menganjurkan ibu untuk memberikan Oralit kepada anaknya.
“Ibu bersedia memberikan Oralit kepada anaknya setiap 3 jam”.
4.      Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang cukup kepada anaknya.
“Ibu bersedia memberikan nutrisi yang cukup pada anaknya”
5.      Menjelaskan kepada orang tua mengenai tanda dan gejala gastroenteritis/diare.
“Orang tua mengerti dengan penjelasan yang diberikan”
6.      Menjelaskan kepada orang tua bagaimana cara penularan bakteri dan virus penyebab diare yang dapat menular melalui tinja/feses dari orang lain yang terserang diare.
“Orang tua mengerti bagaimana cara penularan virus dan bakteri penyebab diare dan   bersedia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan disekitarnya” .

7.      Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum maupun sesudah mengganti popok anaknya.
“Ibu bersedia mencuci tangan sebelum maupun sesudah mengganti popok”
8.      Berkolaborasi dengan tim medis untuk memberiakan terapi :
Infus : RL 8 t/m makro
IV : Cepotaxim 3 x 150 mg
       Antrain      3 x 75 mg
       Tomit        3 x 1/5 amp
Po : Mercotin drop 2x2  tetes.
“Telah diberikan pemberian terapi”
9.      Menjelaskan kepada orang tua bagaimana cara mencegah diare dengan cara memberikan penjelasan tentang bagaimana cara yang benar dalam membuat susu formula, membersihkan botol susu (dot) anak sesering mungkin setelah di  pakai menggunakan detergent pencuci piring.
“ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan berusaha untuk menerapkannya “.
10.  Menjelaskan kepada orang orang tua bagaimana cara mengatasi diare seperti membuat susu formula yang benar dengan cara menuangkan setengah gelas air hangat kemudian di campurkan susu bubuk formula sesuai dengan takaran yang di anjurkan, kemudian diaduk rata dan baru di masukkan air panas hingga gelas penuh. Susu formula yang di konsumsi hendaknya susu formula yang bebas laktosa. Cara yang lain bisa dengan memberikan oralit secara teratur disamping obat-obatan.“ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk melakukannya” serta “ ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk membuat susu formula dengan cara yang benar sesuai dengan anjuran”.


Catatan Perkembangan :
Ø  10 Agustus 2010
S : Ibu menyatakan BAB anaknya sudah berampas namun masih                                       muntah 1x pada pagi hari.
O : BAB 2x sudah ada ampasnya, turgor kulit kembali cepat < 2 detik, dan
muntah 1 x pada pagi hari setelah itu tidak ada muntah lagi dan sudah berkurang dari hari sebelumnya, kelopak mata tidak ada odema,KU : Lemah, Kesadaran : Compos Mentis, Nadi :130 x/menit, Suhu : 36 ◦C.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan melanjutkan terapi dan pemberian oralit, serta    orang tua diharapkan tetap memantau keadaan anaknya dan perubahan kondisi yang terjadi setiap hari.

Ø  11 Agustus 2010
S : Ibu menyatakan anaknya masih BAB namun sudah berampas dan keadaan anak mulai aktif.
O : BAB cair berkurang dan mulai berampas, muntah tidak ada lagi, turgor kulit normal < 2 detik, keadaan anak mulai aktif dan terlihat tidak lemah lagi.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan tetap memberikan terapi baik injeksi maupun peroral, anjurkan orang tua tetap memantau keadaan anaknya.

Ø  12 Agustus 2010
S : Orang tua menyatakan anaknya sudah tidak BAB cair  lagi namun ada batuk, ma/mi  sedikit, keadaan umum anak baik.
O : BAB  berkurang , ada batuk pada malam hari, ma/mi sedikit, keadaan umum anak terus membaik.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi dan tetap memberikan oralit sampai BAB cair tidak ada lagi.

Ø  13 Agustus 2010
S : Orang tua menyatakan anaknya tidak BAB cair lagi dan batuknya sudah tidak ada   lagi serta berencana untuk pulang.
O : BAB cair sudah tidak ada lagi , batuk sudah tidak ada lagi.
A : Masalah telah teratasi
P  : Pasien pulang,sebelumnya keluarga di berikan informasi tentang pencegahan,penanganan awal,menjaga lingkungan agar selalu terjaga kebersihannya,serta melakukan personal hygiene setiap sebelum  dan sesudah melakukan sesuatu contohnya : mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 10 Agustus 2010 pasien dengan nama An. MA datang dengan keluhan BAB cair selama 2 hari, tidak berampas disertai muntah beberapa kali. An. M A di rawat di ruang anak kelas III/GE Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura. Dari pemeriksaan vital sign didapatkan hasil ; suhu : 36,0; nadi : 130X/menit. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan muka tampak pucat, konjungtiva tampak pucat, selaput lender kering, bibir kering, pernafasan lebih cepat, pada palpasi perut teraba kembung, bising usus meningkat, turgor kulit kurang, pada daerah anus dan sekitarnya lecet. dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan ditegakkan diagnosis An. MA dengan Gastroentritis Akut Dehidrasi Ringan Sedang. Penegakkan diagnosis anak dengan Gastroentritis Akut Dehidrasi Ringan Sedang di dukung dengan hasil pemeriksaan penunjang, yaitu : GDS : 58. Selama perawatan pasien diberikan terapi
berupa :
Infus : RL 8 t/m makro
IV : Cepotaxim 3 x 150 mg
       Antrain       3 x 75 mg
       Tomit          3 x 1/5 amp
PO : Mencotin drop 2x2
Selama di rawat pasien mengalami kemajuan yang cukup baik, suhu badan pasien tidak meningkat lagi seperti sebelumnya, pasien tidak mengeluh mual dan muntah lagi serta BAB sudah tidak encer lagi dan mulai berampas. Keadaan pasien terus membaik dan berencana untuk pulang.

BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Gastroentritis (diare) adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi BAB lebih dari biasanya ( 3 atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita.
2.      Gastroentritis (diare) dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorpsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan.
3.      Terdapat empat faktor penyebab gastroentritis (diare) antara lain : faktor infeksi; faktor malabsorpsi; faktor makanan dan fakkor psikologis.
4.      Penyebab Gastroenteritis Akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
5.      Penularan gastroenteritis (diare) bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.
6.      Penegakkan diagnosis Gastroentritis Akut (diare) dapat ditegakkan  melalui pemeriksaan fisik/khusus dan pemeriksaan penunjang melalui pemeriksaan tinja, pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, dan pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
7.      Pasien dengan Gastroentritis Akut harus diberikan perawatan dan terapi redehidrasi dengan pemberian cairan sesuai tingkat dehidrasi, diatetik dan obat-obatan serta istirahat yang cukup sampai kondisi kembali pulih.
8.      Kesimpulan dari kasus ini bahwa gejala GE bisa kita deteksi lebih dini asal pihak yang bersangkutan atau salah satunya bisa menjaga lingkungan rumah maupun luar tetap terjaga kebersihannya, membiasakan melakukan personal hygiene seperti  mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu (pada saat makan, BAB, BAK dsb), memilih/mengolah makanan dan minuman yang hygienis serta mengawasi jajanan dari si buah hati.
9.      Kesimpulan yang kami peroleh dari kasus ini selama kami melakukan pengkajian mulai dari tanggal 10-14 agustus , pasien anak inisial MA anak dari Tn. S dan Ny. M ,telah di perbolehkan pulang karena  terlihat kondisi membaik saat di lakukan pemeriksaan fisik dan TTV (KU: baik, Kesadaran : Compos Mentis, Nadi : 102 x/menit, Suhu : 35,5◦C.) dan orang tua dianjurkan untuk bisa mendeteksi dini kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. Serta orang tua dan keluarga bisa lebih teliti lagi dalam memilih makanan, minuman, kebersihan lingkungan luar maupun dalam dan berusaha memperbaiki personal hygiene yang kurang.



B.     Saran
1.      Para petugas medis/perawat diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan tepat dan benar.
2.      Para petugas medis/perawat diharapkan mampu menegakkan diagnose keperawatan dengan benar, agar memudahkan dalam proses perawatan pasien.
3.      Tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan asas kemanusiaan.
4.      Para petugas medis/perawat diharapkan lebih peka terhadap respon pasien dan keluarga.
5.      Keluarga pasien maupun masyarakat sekitar bisa mendeteksi dini, mengetahui pencegahan, pertolongan pertama utk yg terlihat gejala-gejala dari diare, bekerja sama dalam menjaga lingkungan agar tetap selalu bersih serta teliti dalam memilih/mengolah makanan dan minuman.

DAFTAR PUSTAKA

Carpineto,L.J.1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.Ed.2 Jakarta:EGC
Dongoes.2000.Diagnosa keperawatan.Ed.8.Jakarta.EGC
Mansjioer,Alif.dkk.1999.kapita Selekta kedokteran Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.