Minggu, 13 Maret 2011

KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA

KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA


Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.  Pada periode masa nifas bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan terhadap perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan dinilai secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga.
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu menghandaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.

Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali.






Kehilangan Nafsu Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama.
1. Ibu Post Partum Blues.
2. Kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami).
3. Ibu mengidap suatu penyakit dalam pencernaan atau anggota tubuh.
4. Kedaan Ekonomis yang tidak mendukung.
5. Kurang istirahat

PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
1.Sistem pencernaan pada masa kehamilan
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.  Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.  Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun.  Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestin. Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita mengalami mual dan muntah.  Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.  Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses tedapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya.  Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan. Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi.  Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari perbesaran uterus.  Pelebaran pembuluh darah rektum (haemoroid dapat terjadi).  Pada persalinan, rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat teregang.
2. Sistem pencernaan pada masa nifas
a. Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengonsumsi makanan ringan. Ibu sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-2 jam post primordial, dan dapat ditoleransi dengan diet yang ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anastesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.  Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi disertai konsumsi camilan yang sering ditemukan. kerapkali untuk pemulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.

b.Motilitas  
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.  Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus
dan motilitas ke keadaan normal
c.Pengosongan Usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan.  Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi.  Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episiotomi, laserasi atau hemoroid.  Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.
 Kebiasaan mengosongkan usus secara regular perlu dilatih kembali untuk
merangsang pengosongan usus.  Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk kembali normal.  Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk defekasi.  Faktor-faktor tersebut mendukung konstipasi pada ibu nifas dalam minggu pertama.  Suppositoria dibutuhkan untuk membantu eliminasi pada ibu nifas.  Akan tetapi proses konstipasi juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar.







ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
DENGAN KEHILANGAN NAFSU MAKAN, TERHADAP Ny. “IR”.

I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny. IR                                                                     Nama Suami : Tn. A
Umur : 26 tahun                                                                         Umur : 28 tahun
Agama : Islam                                                                            Agama : Islam
Suku : Jawa                                                                                Suku : Jawa
Pendidikan : SLTA                                                                    Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT                                                                          Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. A.Yani Km.9                                                        Alamat : Jln. A.Yani Km.9

B. Anamnesa
1. Keluhan utama
Ibu dengan P2A0 post partum 4 hari yang lalu mengatakan sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perduli dengan bayinya dan tidak perduli dengan penampilan dan kebersihan dirinya.

2. Riwayat Persalinan saat ini
Anak lahir spontan pada hari senin tanggal 07 Desember 2010 pukul 18.30 WIB
a. Kala I : Lamanya 4 jam 15 menit, jumlah perdarahan blood slym dan berlangsung normal.
b. Kala II : Pukul 15.30, persalinan spontan pervaginam, jenis kelamin perempuan, BB 3000 gram, PB 48 cm, Agar score 8/10, rupture perineum tidak ada, perdarahan 50 cc, lamanya 15 menit.
c. Kala III : Placenta lahir pada pukul 15.45. WIB dengan melakukan manajemen aktif kala III, berat placenta 500 gr, panjang tali pusat 30 cm, dengan jumlah perdarahan 250 cc, lamanya 15 menit.


d. Kala IV : Berlangsung normal, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri tekan.
TD : 110/70 mmHg, RR : 20 x/mnt, Suhu 36,70C, Pols 80 x/mnt, Perdarahan 100 cc lamanya 2 jam.

3. Pola hidup sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum melahirkan : Sebelum perut ibu terasa mulas, ibu makan 3 x sehari dan minum 7-8 gelas/hari. Tapi setelah timbul rasa mulas nfasfu makan ibu berkurang, tetapi ibu banyak minum air putih.
Setelah melahirkan : Ibu makan 2 x sehari, dengan porsi makan ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur bening, 2 potong tempe, ibu tidak suka minum susu, nafsu makan berkurang, minum 6-8 gelas per hari.

b. Eliminasi
Sebelum melahirkan : Ibu biasanya BAB 1 x sehari, yaitu pada pagi hari, dan ibu mengatakan sering BAK.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan setelah melahirkan baru BAB 1 x, BAK 3-4 kali sehari, volumenya banyak dan warnanya jernih.

c. Istirahat
Sebelum melahirkan : Sebelum perut ibu terasa mulas ibu bisa tidur 6-7 jam/hari dan tidur siang 1 jam dalam sehari.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak pernah tidur siang, ibu hanya tidur 3-4 jam/hari.
d. Aktifitas
Sebelum melahirkan : Ibu masih sanggup melakukan aktifitasnya termasuk mengurus segala keperluan rumah tangga, contohnya masak.
Setelah melahirkan : Saat ini ibu merasa masih perlu bantuan dalam melakukan aktifitasnya.



e. Personal hygiene
Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari dan cuci rambut 1 x sehari.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan mandi 1 x sehari, ganti pakaian 1 x sehari dan cuci rambut 1 x seminggu.
f. Ekstermitas
Simetris kanan dan kiri, tidak cacat, jari-jari lengkap, tidak ada varices dan oedem, kuku jari terlihat agak panjang dan kotor.


II. Interprestasi Data Dasar
A. Diagnosa
Ibu post partum 4 hari yang lalu dengan post partum blues
Dasar :
1. Ibu post partum tanggal 07 Desember 2010 pukul 18.30 WIB
2. Ibu mengatakan sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perhatian pada bayinya, dan tidak ada perhatian dengan penampilan dan kebersihan dirinya.

B. Masalah
1. Gangguan pemenuhan nutrisi Dasar :
a. Ibu post partum tanggal 07 Desember 2010 pukul 18.30 WIB
b. Ibu tidak nafsu makan
c. Ibu makan 2 x sehari dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur bening, 2 potong tempe, ibu tidak suka minum susu, dan nafsu makannya berkurang.

2. Gangguan pola istirahat
Dasar :
a. Ibu post partum tanggal 07 Desember 2010 pukul 18.30 WIB
b. Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak pernah tidur siang
c. Ibu hanya dapat tidur 3-4 jam/hari

3. Gangguan personal hygine ibu setelah post partum
Dasar :
a. Ibu tidak ada perhatian dengan penampilan dan kebersihan dirinya
b. Ibu tidak memperhatikan keadaan dan kebersihan bayinya
c. Ibu mandi 1 x sehari
d. Ibu tidak mampu merawat dirinya dan bayinya
e. Ibu tidak menjaga kebersihan dirinya akibatnya payudaranya membengkak selain karena tidak disusukan.

4. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan ibu sekarang adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak ada perhatian pada bayinya, dan tidak ada perhatian dengan penampilan dan kebersihan dirinya.

5. Keadaan psikologis
a. Ibu cemas dengan kelainan bayinya karena ibu ingin memiliki bayi/anak laki-laki.
b. Ibu cemas dan takut bila suami dan keluarga tidak memperhatikannya
c. Ibu khawatir bila suami dan keluarga tidak menyukainya.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Ibu tampak cemas dan gelisah
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg Temp : 36,70C
RR : 20 x/mnt Pols : 80 x/mnt
3. Pemeriksaan inspeksi, paplasi, auskultasi dan perkusi
a. Rambut : Hitam, pendek, kusam, terlihat kering dan kotor
b. Wajah : Tidak ada oedema, terlihat agak kusam dan tidak ada cloasma gravidarum.
c. Mata : Konjungtiva agak pucat, sclera putih, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata dan pengelihatan normal.
d. Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, tidak ada polip, tidak ada peradangan dan mukosa berwarna merah muda.

e. Mulut : Fungsi pengecapan baik, tidak ada stomatis, tidak ada caries, bibir pecah-pecah dan terlihat kering.
f. Telinga : Simetris kanan dan kiri, fungsi pendengaran baik, kebersihannya kurang, tidak ada pengeluaran serum, daun telinga ada.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, terlihat agak kotor.
h. Dada : Buah dada simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol, terjadi pembesaran, tidak ada benjolan pada payudara, konstitensi keras, keadaannya kurang bersih, hyperpigmentasi areola mammae.
i. Abdomen : TFU sudah tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema dan varises pada restal, tidak ada haemoroid.
j. Ekstermitas :
Ekstermitas atas : Simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap dan keadaannya kurang bersih
Ekstermitas bawah: Simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap dan keadaannya kurang bersih

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Dasar
1. Potensial terjadi depresi post partum
Dasar :
a. Ibu sulit tidur
b. Ibu cemas dan gelisah
c. Ibu tidak perhatian terhadap bayinya
d. Ibu tidak ada perhatian pada penampilan dirinya

2. Potensial gangguan pengeluaran ASI
Dasar :
a. Ibu tidak ada nafsu makan
b. Ibu makan 2 x sehari, porsi makan ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur bening, 2 potong tempe, ibu tidak suka minum susu
c. Payudara ibu yang membengkak
d. Ibu tidak pernah menyusui bayinya.


IV. Kebutuhan
Kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapat therapy

V. Rencana Asuhan
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
a. Memberitahu pada ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga mengetahui bagaimana kesehatan ibu saat ini.
b. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
c. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang pada istirahat yang baik untuk ibu post partum.
d. Memberitahu ibu untuk merawat dirinya dan bayinya.
e. Observsi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital.
2. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
a. Memberitahu ibu bahwa ibu post partum perlu mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap harinya, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya 8 liter air setiap hari.
b. Gizi untuk ibu harus terpenuhi dengan baik, ibu memerlukannya 2 x lebih banyak dari wanita lain, karena ibu membutuhkan apabila gizinya tidak terpenuhi ibu bisa menderita anemia.
3. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya personal hygiene
a. Anjurkan kepada ibu dan keluarga untuk mendukung dan merawat bayinya.
b. Anjurkan kepada untuk selalu merawat dirinya dan juga bayinya
c. Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya juga bayinya
4. Anjurkan ibu untuk beristirahat
a. Anjurkan pada ibu tentang istirahat yang baik untuk ibu post partum.
b. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup.
5. Jelaskan pada ibu tentang faktor-faktor yang memperberat depresi.
6. Kolaborasi dengan dokter/psikiater.



VI. Implementasi / Pelaksanaan
1. Menjelaskan bahwa ibu berada dalam masa nifas dengan depresi, yang ditandai dengan gejala sulit tidur, tidak nafsu makan, cemas, perasaan tidak berdaya tidak senang melihat bayinya, tidak ada perhatian pada bayinya, tidak ada perhatian dengan penampilan, kebersihan dirinya dan bayinya. Hal ini dapat dicegah dengan ibu merawat diri, makan dengan menu seimbang olah raga, istirahat untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan. Mintalah bantuan keluarga, teman, tetangga untuk menjaga bayi sementara saat tidur, rekreasi dan rencanakan acara keluar bersama bayi dan bersama suami dan jika dilakukan sejak dini depresi ibu dapat dicegah. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu :
TD : 100/80 mmHg Suhu : 36,90C
RR : 24 x/mnt Nadi : 90 x/mnt


2. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melibatkan keluarganya seperti pemenuhan nutrisi, personal hygiene dan kebutuhan yang lain.
3. Menganjurkan tentang perawatan bayi sehari-hari seperti menggendongnya bila bayi menangis, menyusuinya, mengganti popoknya bila basah, menjaga bayinya tetap kering, bersih dan hangat, agar ibu merasa lebih dekat dengan bayinya, menyukainya dan mulai tumbuh kasi sayangnya pada bayinya.
Menganjurkan keluarga dan teman untuk mendukung karena ibu membutuhkan pengertian emosional, konseling, serta tenggang waktu untuk lepas sejenak dari kegiatan merawat bayi, bantuan dari keluarga dan teman sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian masalah.
Menganjurkan kepada ibu untuk selalu merawat dirinya dan juga bayinya.
4. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat cukup 8 jam sehari dan usahakanlah kalau siang istirahat 1-2 jam waktu bayinya tidur. Menganjurkan pada keluarga selalu memantau pola istirahat ibu.
5. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memperberat depresi seperti kurangnya dukungan keluarga dirumah, peruahan hormonal, lingkungan melahirkan, jumlah anak dan hubungan seksual yang kurang menyenangkan setelah melahirkan.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter/psikiater untuk mendapatkan terapi yaitu psikoterapi dan pengobatan seperti penenangan.

VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
2. Keadaan umur ibu cemas, kesadaran composmentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg Nadi : 90 x/mnt
RR : 24 x/mnt Suhu : 36,90C
4. Ibu mengerti hal-hal yang dijelaskan dan mau melakukan anjuran
5. Ibu sudah mau mandi sore, tapi belum mau cuci rambut.
6. Ibu masih belum mau makan.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari Ke-4 tanggal 11 Desember 2010

S : a. Ibu mengatakan masih sulit tidur
b. Ibu belum ada nafsu makan

O : Ibu dengan post partum blues
a. Keadaan umum ibu masih cemas
b. Tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg Nadi : 86 x/mnt
RR : 22 x/mnt Suhu : 36,80C
c. Ibu belum mau makan
d. Ibu menangis tanpa sebab
e. Ibu sangat sensitif dan mudah tersinggung
f. Ibu tidak memperhatikan penampilan dirinya
g. Ibu kurang menjaga kebersihan dirinya
h. Ibu merasa kurang menyayangi bayinya
i. TFU 3 jari di atas simpisis
j. Pengeluaran pervaginam lochea rubra
k. Ibu mengatakan payudaranya bengkak
l. Pengeluaran ASI terhambat, karena tidak disusukan pada bayinya.
m. Eliminasi BAK : 3-4 x/hari, BAB : 1 x/hari

A : a. Post partum blues
b. Penyuluhan tentang pentingnya istirahat
c. Penyuluhan tentang nutrisi ibu menyusui
d. Penyuluhan tentang personal hygiene
P : a. Jelaskan pada ibu bahwa personal hygiene itu penting
b. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
c. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya


CATATAN PERKEMBANGAN
Hari ke-9 tanggal 16 Desember 2010

S : a. Ibu mengatakan sudah bisa tidur
b. Ibu mengatakan sudah mau makan
c. Ibu mulai menyenangi bayinya dan mau merawat bayinya.
d. Ibu mengatakan sudah mulai memperhatikan penampilan dan kebersihan dirinya juga bayinya.

O : Ibu dengan post partum blues
a. Keadaan umum ibu membaik
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg Nadi : 24 x/mnt
RR : 24 x/mnt Suhu : 36,70C
c. Makanan yang diberikan selalu dihabiskan
d. Pengeluaran pervaginam lochea serosa
e. Ibu tampak terlihat bersih dan rapi
f. TFU sudah tidak teraba
g. Pengeluaran ASI sudah mulai lancar karena ibu sudah mau menyusui bayinya
h. Eliminasi
BAB : 1 x/hari
BAK : 3-4 x/hari


A : a. Post partum blues pada ibu sudah berkurang
b. Penyuluhan tentang ASI eksklusif
c. Penyuluhan tentang kontraksi

P : a. Lanjutkan intervensi
b. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya
c. Jelaskan pada ibu bahwa ASI eksklusif itu penting
d. Jelaskan pada ibu dan suami tentang jenis-jensi perkembangan
e. Jelaskan keuntungan dan kerugian serta efek samping
f. Anjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan suami alat kontrasepsi yang akan dipakai

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari ke-13 tanggal 20 Desember 2010

S : Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi yang menjarangka kehamilan

O : a. Keadaan umum ibu baik
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg Nadi : 80 x/mnt
RR : 22 x/mnt Suhu : 36,70C
c. pengeluaran pervaginam lochea alba
d. TFU tidak teraba
e. Pengeluaran ASI sudah lancar

A : Penyuluhan tentang hubungan seksual setelah persalinan

P : a. Persiapan pemberian alat kontrasepsi yang dipilih ibu
b. Pemberian alat kontrasepsi yang dipilih
c. Jelaskan pada ibu dan suami, apakah ibu dapat memasukkan satu/dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri berarti secara fisik ibu aman jadi, tidak perlu cemas.


KESIMPULAN
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, keterampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.
* Komplikasi pada masa nifas harus segera ditangani guna mencegah komplikasi lebih lanjut
* Seo rang ibu bersalin harus mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi masa nifas.
* Diharapkan kepada ibu nifas agar segera berko nsultasi kepada bidan guna mendeteksi dini ko mplikasi masa nifas
* Diharapkan kepada keluarga terutama pada suami untuk tetap memberikan semangat pada istri guna mencegah depresi post partum












DAFTAR PUSTAKA

Adele Pilliters, Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak, EGC : Jakarta, 2002

Jones, Derek Ilewellyn, Setiap Wanita, Dela Pratasa, Jakarta, 1997


Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) didalam pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari interaksi antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan. SP2TP/SIMPUS dapat juga membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan seperti yang harapkan, bahkan kehadiran sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek teknis dan non teknis.

B.     Tujuan
Mengeksplorasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas berdasarkan analisis kinerja Sistem Informasi Kesehatan (SIK), baik dari aspek teknis dan non teknis.


C.     
BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian
Adalah tata cara pencatatan dan pelapotan yang lengkap untuk pengelolaan PUSKESMAS, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh PUSKESMAS.

2.      Ruang Lingkup
a.       SP2TP dilakukan oleh semua PUSKESMAS termasuk PUSKESMAS Pembantu dan PUSKESMAS Keliling.
b.      Pencatatan dan pelaporan mencakup :
-           Data umum dan demografi wilayah kerja PUSKESMAS
-          Data ketenagaan di PUSKESMAS
-          Data Sarana yang dimiliki PUSKESMAS
-          Data kegiatan pokok PUSKESMAS (18 upaya pokok) baik didalam gedung maupun diluar gedung.
c.       Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,tribulanan,semester dan tahunan)

3.      Penatalaksanaan
a.       Pencatatan dengan menggunakan format
·         Family Folder
·         Buku Register
-   Rawat jalan dan rawat inap
-   Penimbangan
-   Kohort ibu
-   Kohort anak
-   Persalinan
-   Laboraterium
-   Pengamatan penyakit menular
-   Imunisasi
-   PKM
·         Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
·         Kartu perusahaan
·         Kartu murid
·         Sensus harian (penyakit dan kegiatan PUSKESMAS) untuk mempermudah pembuatan laporan
b.      Pelaporan
Jenis dan periode laporan :
·         Bulanan
-   Data kesakitan
-   Data kematian
-   Data opersional (gizi, imunisasi,KIA,KB,dsb)
-   Data manajemen obat
·         Triwulan
-   Data kegiatan PUSKESMAS
·         Tahunan
-   Umum dan fasilitas
-   Sarana
-   Tenaga

4.      Alur Pengiriman
a.       Aluran pengiriman sampai saat ini :
·         Dikirim ke Dinas Kesehatan TK II, diteruskan ke Dinas kesehatan TK I kemudian diteruskan ke Departeman Kesehatan
·         Umpan balik dikirim ke Kanwil Depkes Provinsi
b.      Alur pengiriman jangka panjang
Mengikuti alur jenjang administrasi organisasi. Depertemen kesehatan menerima laporan dari Kanwil Depkes provinsi

5.      Pengolahan, Analisa dan Pemanfaatan
a.       Dilaksanakan pada setiap jenjang adaministrasi
b.      Pemanfaatan disesuaikan dengan tugas dan fungsi dalam pengambilan keputusan
c.       Di PUSKESMAS digunakan untuk pemantauan pelaksanaan program operasinalisasi dan early warning system
d.      Pada TK II digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan tindak koreksi yang diperlukan
e.       Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan pada tingkat nasional

6.      Kegiatan kegiatan yang dilakukan
a.       Mengkompilasi data dari PUSKESMAS
b.      Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan
c.       Menyusun kartu indeks penyakit
d.      Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
e.       Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan
f.       Melakukan berbagai perhitungan – perhitungan dengan menggunakan data denominator
g.      Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta perencanan dimasa mendatang
h.      Membuat peta wilayah PUSKESMAS termasuk sarana kesehatan

7.      Pemanfaatan Data SP2TP
a.       Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan
b.      Dimanfaatkan PUSKESMAS untuk peningkatan upaya kesehatan PUSKESMAS, melalui :
-          Perencanaan (perencanaan mikro)
-          Penggerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini PUSKESMAS)
-          Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi PUSKESMAS)



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) didalam pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari interaksi antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan. SP2TP/SIMPUS dapat juga membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan seperti yang harapkan, bahkan kehadiran sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek teknis dan non teknis.





TUGAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas


AKBID.jpg

AKADEMI KEBIDAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2011












DAFTAR PUSTAKA

Efendy,Nasrul.1998.Dasar-dasar Keperwatan Kesehatn Masyarakat.Jakarta:EGC